Pena Putih Yusup Kinichi Shan part II


Aku suka huruf dan kata 
terkadang dengan bait mereka
 
Dunia lebih mudah dipahami
 
Dunia lebih mudah dimengerti
 

Aku bukan tipe orang yang
 
mengungkapkan langsung apa yg kurasa
 
Aku lebih suka menyimpannya
 
Lalu kubuatkan sebagai cerita 

Huruf dan kata 
Selain mereka teman sejati 
Juga ibarat pujaan idaman hati 
Mereka mampuh melakukan apapun



Pria dalam cermin 
Tampak lusuh beban dalam paruh
 
Pahit tampakan wajah asli
 
Dalam cermin ia bercerita
 

Kadang gelap tak dapat pungkiri
 
cahaya putih yg hanya samar
 
dalam diri selalu bercerita
 
Angkuhkanlah dirimu itu 

Senyum.. 
Senyum.. 
Tutupi.. 
Dan Mohon ampun.



Mimpiku malam ini 
aku ingin memesannya
 
untuku hari esok
 
Aku ingin mengabulkannya
 

Harapanku kecil
 
Mungiiiilll sekali
 
tapi mampuh menopang
 
Saat kalbu sirna,ia pahlawan 

Kenalkan temanku,Dara.. 
Harapan kecilku padanya 
Ia manis 
Dalam imajinasiku,ia hidup 

Tak perlu iri... 
Ia hanya nama 
sekedar hidup dalam dada, 
Tidak nyata 

28/04/15



Asmara dipelupuk mata 
merambat keasa 
Jatuh ke hati 
-----------------------
 
Menatap tak mau
 
Menghampiri tak kuasa
 
Menangis dalam lamunan
 
-----------------------
 
Hanya memandang indah 
pujian dalam hati tercurah 
Cacian dalam diri trglincir 
----------------------- 
Bodoh, 
Bodoh sekali. 
06/07/15


Kenangan 25 inci 
----------------
 

Mata indah..
 
Bibir sexy..
 
Semua terasa berbeda ketika pada jarak 25 inci.
 

Pemandangan sempurna yg tak bisa dibayar atau dicari dari sudut dunia manapun yaitu tak lain melihat wajahmu dari jarak paling dekat sampai dua aroma cinta trcium bersatu.. Sampai melegakan dua tarikan nafas dalam satu irama.
 
Disaat itu... tak ada kata2. 
Hanya mereka yg berteriak keras.. 
Dua jantung!! 
Aku sungguh mendengarnya. . ..


Untuk seseorang yg pergi 
Untuk seseorang yg hilang
 
Pergilahhh...
 
Hilanglah...
 
Tetaplah menjauh, 
tatap masamu 
Lupakan lalumu 
Pergilah dengan tenang 
Hapus semua cerita indahmu 
---------------------------- 
Bantu aku!! 
Doakan aku!! 
*** 
22/07/15



Aku akan membuatnya lebih baik 
Aku akan membuatnya menurut
 

Sudah pasti akan kusiksa
 
Akan kupaksa
 
Akan ku ikat erat
 
Kukuliti jika perlu.
 
 
Demi hal baik 
Hati ini harus benar-benar diajari 
Hati ini harus benar-benar mengerti 
Tentanh rasa sakit berkepanjangan 
*** 
Matilah Hati 
16/07/15



Darah diteras pagi 
Jelas membekas merah
  
sayup-sayup matasemalam,membiru!
 
membawa sesal
 
menciptakan dendam 
Ubah kenyataan tutup ilusi 
Sesal pagi... 
Sesak pagi... 
Air mata tetap; 
Tak tega membunuh 
tak kuasa membenci 
----------------------------- 
*** 
08/07/15



Dari tahun sebelumnya 
Melalui hati yg tersayat sakit
 
Tuhan ajarkanku tatak rama
 
Jaga hati juga jaga fikiran
 
*
 
Simpan baik dalam saku
 
Catatan kecil penuh makna
 
Celotehan kata yg menjadi syair
 
Jadikan pemandu hati kecil yg jadi pemalu 

Lupakan.......!! 
Segera tiup lilinnya, 
Ucapkan selamat datang 
Sambut tahun berikutnya 

Selamat ulang tahun 
*** 
04/07/2015



Malam semakin menggelap 
dingin merambat kaki
 
Hati mulai bergetar
 
suguhkan wajah biadab dalam otak
 

Pendendam ini
 
sebenarnya pemalu
 
Membungkuk tutupi diri,
 
lalu sembunyi! 

Sayang terlanjur sayang 
hati bukanlagi berbuah rasa 
tapi benci beremosi 
luangkan amarah dalam malam 

***


Aku tak bisa lepas dengan sebatang pembunuh ini ! 
Aku tak bisa...
 
karna yg kukenal sebelumnya "dia teman",
 
Keluh kesahku mereda dengan asap putih ini..
 
Gelisahku yg berkecamuk seketika jinak,mengalah mau berdamai.!
 
Coba bayangkan jika tiap jam Aku Merindukanmu!!?
 
Berapa kali pembunuh ini kupaksa kuhisap??



Aku merindukanmu.. 
Tapi rasa sesak yg kukenal..
 
sejak dulu,
 
sejak pelaparan rasa dinilai percuma.
 
Apakah ada kesempatan kedua..? 
Aku akan berhenti menangis,sungguh! 
mencoba berdiri berlari mengejar 
walau bayangmu tak dapat kupandang 
setidakknya aku puas berusaha 
ketibang hari ini.. 
Menangiss..... 
Menyesal..... 
Terkubur hidup-hidup! 

*** 
16/06/15



Jika hati mulai berpaling 
apa yg mulut mau jelaskan
Jika sayang mulai tiada
 
Apa tanganpun mau mengatakan

Jangan diam kau harus memilih
 
Berikan keputusan pada hati
 
Jangan diam kau harus bertindak
 
tunjukan hati pada sebuah kenyataan


Tanganku tak mampuh lagi menulis,mungkin 
Selain tintanya yang mulai kosong
 
juga kertas yg mulai mengusam
 
aku lelah untuk bertanya setiap baitnya

Lihat jiwaku...
 
Pandangi sekali lagi,
 
Menyedihkan!!
 
Raut wajah dan mimik muka memelas, 
Menjijikan!! 

Tak adakan nama selainnya? 
sadarilah banyak daftar nama diluarsana, bod*h!! 
kendalikan... 

Bungkam mulut,ikat pikiran 
paksa tangan berbohong 
tentang hati... 
Abaikan!!



Jika melupakan semudah bernafas 
sudah pasti tak mungkin sesesak ini
 
Karna pada nyatanya
 
disana berdiri orang bodoh
 
Pada penantiannya ia tak mampuh
 

Tak kuasa membencinya
 
tak kuasa merelakannya
 
tak kuasa melupakannya 

Terbenam dalam kubangan kenangan 
Yang hanya dianggap angin lalu oleh pujaannya 

Untuk meraih masa depan 
Pada akhirnya ia tetap berjalan 
melintasi waktu 
berusaha menjadi pemenang



Untuk jiwa yang bermata sama 
Pandangan mengikat hati kuasai jiwa
 
Runtuhkan pilu rindu dalam sekejap
 

Untuk jiwa yang bermata sama
 
Halusinasikan bayang wujudkan mimpi
 
lalu mereka kembali,Kenanganku!
 

Untuk jiwa yang bermata sama 
Hadir tanyaku sipakah dirimu, 
Sang rembulankah? 

Seketika pejamkan mata,lalu berdoa 
Tuhan jika ini khalalku jangan biarkan ia lama difikiranku 
pergi... pergi... 
Pelan mata kubuka ; 

Menghilang,
Sudahlah,mungkin esok aku akan bermimpi lagi


Hari-hari lalu rinduku terus menetes berjatuh 
Ia mengambil umpama Air
 
turun kesini,lalu membasahi bumi
 
Aku masih ingat,kau menyebutnya hujan
 

*
 

Hari-hari lalu langit begitu resah
 
Mondar-mandir asap putih 
kebingungan dia! 
Laun-laun legap menghitam 



Hari-hari lalu langit begitu bingung 
Lari-lari angin kesana kemari 
cepat-cepat lalu memelan 
Tapi tidak ada salam kau titipkan padanya 


29/04/15 
Hari-hari lalu



Aku melihat air mata dipunggung kecilmu 
Sampai ketanah membasahi jempol kaki
 
telapak Tampak darah-darah mengering
 
Tetapi,kau jalan dengan acuh
 

Aku melihatnya tak sempat meratap
 
Menangispun tak kuasa hati(nasib Penulis)
 
Ditangan siku yg rapuh
 
kau kesampingkan pilu yg berkecamuk 

*** 

Dunia sangat kejam 
Sang deritapun tak mau dikasihi(?) 
Hanya mencari makan dengan tangan 
ia pun tak mau dipandang iba 

Siapa sangka sang pengemis kecil tak punya harga diri!? 
Ia tetap berkeinginan, 
berkemauan. 


29/04/15


**Tangan Penulis** 
-------------------
 


Apa daya seorang penulis
 

nyanyiannya tak lebih seonggok tinta
 

hitamnya pekat,bersama keluh kesah 

ia ceritakan penatnya 



Kertas kusam janjikan teman 

Wadahkan luka lalu tuliskan segera 

tutup mata,tangan berbicara 

harap ceritanya kan berbeda 


Kemudian ditulis,ditulis dan ditulis.. 


pilu tetaplah pilu tangan penulis tak berbohong 

Dimana ia umpama jembatan 

dimana hati dan kehidupannya bercerita 

*** 
29/04/15



Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar